27 Nov 2015

Catatan Ummi 12

🌻🌻🌻WA BILAAD🌻🌻🌻

✒ Catatan Ummi - Catatan Ummi

✅Berkaca dari Pendahulu yang Shalih dalam Perhatian Kepada Anak-anaknya.

〽Abdul Aziz bin Marwan rahimahullah pernah mengutus anaknya yang bernama Umar ke Madinah dalam rangka belajar. Ayahnya menulis surat kepada Sholih bin Kaisan agar ia menjaganya.
    
🌴Sholih bin Kaisan mengharuskannya sholat jama’ah. Kemudian pada suatu hari, Umar bin Abdul Aziz terlambat melaksanakan sholat jama’ah. Maka Sholih bin Kaisan bertanya, “Apa yang menghalangimu?!”. Umar menjawab, “Tukang sisirku mengatur rambutku”. Sholih bin Kaisan berkata, “Apakah pengaturan rambutmu menyebabkan engkau lebih mengutamakannya dibandingkan sholat?!”

🍁Kemudian Sholih bin Kaisan pun menulis surat ke orang tua Umar bin Abdul Aziz tentang kejadian tersebut. Akhirnya Abdul Aziz mengirim seorang utusan. Utusan itu tidaklah berbicara dengan Umar sampai ia mencukur rambut Umar.

🌱Kisah diatas ada dalam Siyar A'lamin Nubalaa.  Dalam buku "Manaqib Umar bin Abdul 'Azis karya Ibnul Jauzi" (edisi terjemahan berjudul "Kisah Pemimpin Legendaris Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah") disebutkan bahwa Umar bin Abdul Azis berguru kepada Ubaidullah bin Abdullah, dan yang menyebabkan beliau terlambat shalat adalah sibuk dengan syair.

🍄Kisah diatas memberikan pelajaran penting bagaimana orang tua ketika mengirim anaknya untuk belajar, mereka memastikan adanya pengawasan yang ketat kepada putranya dan terus memantau perkembangan putranya.  Orang tua Umar (Abdul Azis) menerima laporan dari  Sholih bin Kaisan tentang perkembangan dan aktifitas baik atau buruk yang dilakukan anaknya, tidak 'pasrah bongkokan' begitu saja kepada gurunya.  

👍🏽❓Hasilnya?  Kita tahu sendiri, sejarah mencatat dengan tinta emas kisah menakjubkan dari pribadi bernama Umar bin 'Abdul Azis rahimahullah.

💦Orang tua sekarang banyak yang ketika memasukkan anaknya kedalam lembaga pendidikan, mereka tidak tahu  --kalau tidak mau dikatakan tidak peduli-- apa yang sebenarnya dilakukan sang anak. 

❓Apakah mereka (anak-anaknya itu) shalat berjama’ah dengan disiplin? Apakah mereka suka mengganggu teman?  Apakah mereka suka mengambil milik orang lain? Apakah mereka sudah menggunakan adab yang baik ketika meminta dan meminjam?. Apakah mereka rajin belajar?  Apa keluhan-keluhan mereka?  Itu semua banyak yang ‘blank’  (gelap) dikalangan orang tua.  Akibatnya ketika kondisi anaknya sudah parah orang tua baru bertanya:  Kok anakku jadi begini?

☑Lembaga pendidikan baik berupa ma'had ataupun bentuk lainnya sebaiknya memiliki catatan perilaku anak.
☑Catatan perilaku positif anak, catatan perilaku negatif anak, potensi-potensi yang dimiliki anak, prestasi anak baik akademik (kurikulum pendidikan) maupun kegiatan tambahan dll.  

❗Di rumah, orang tua hendaknya juga mengawasi perkembangan perilaku anak, misalnya pengamalan dari ahlak Islami, adab sehari-hari, siapa teman-temannya dll.

🔽Secara lebih rinci, berikut contoh-contoh praktis bentuk perhatian orang tua kepada putra-putrinya:

🔘Bangun pagi, biasakan anak-anak terutama yang usia 7 tahun keatas untuk bangun malam sebelum shubuh.  Banyak orang tua yang bangun malam tapi kurang mendorong anak-anaknya untuk bangun dengan alasan kasihan.

🔘MCK (mandi, cuci, kakus) hendaknya dikontrol apakah mandinya sudah bersih?  Apakah cara menyikat giginya sudah bener?

🔘Pulang sekolah tanyakan ada kejadian apa di sekolah?  Bagaimana teman-teman disekolah?  Bisakah menerima dengan baik pelajaran dari guru/ustadz?  Adakah permasalahan yang dihadapi?  Sebagian orang tua perhatian hanya semata dari raport semesteran saja.

🔘Ketika bermain diluar, arahkan agar berteman dengan anak-anak yang baik dan perhatikan dengan siapa dia berteman.  Ketika di lingkungan ada anak yang buruk, berikan pengertian akibat buruk dari teman yang buruk.  Lebih bagus lagi kalau ada bahan kisah akhir yang buruk dari anak yang jauh dari nilai-nilai Islami, jeleknya anak-anak 'punk' dll.   Sebagian orang tua yang sibuk kurang memperhatikan dengan siapa anaknya bergaul, akhirnya baru tersadar setelah anaknya jauh terbawa oleh teman-temannya.

🔘Ketika shalat Jum'at bagi anak laki-laki, arahkan agar mengisi shaff depan dan awasi agar tidak bersenda gurau di masjid.  Sebagian orang tua khusyu' berdzikir di shaff depan, sementara anaknya dibiarkan ngobrol dan bermain di belakang.  Dan lainnya amat banyak dari bentuk perhatian orang tua kepada anak-anaknya.

💦💦💦Sudah terlalu banyak kejadian anak yang akhirnya futur, bergabung dengan geng (gangster remaja), merokok bareng anak punk, kecanduan game dll yang salah satu sebabnya adalah kurangnya perhatian orang tua kepada anaknya. 

✅Nah agar kita tidak menyesal di kemudian hari,  mari kita lebih memperhatikan anak-anak kita, sehingga kelak biidznillah mereka akan bisa menjadi penyejuk mata kita, menjadi generasi yang shalih dan shalihah.

✏kiriman dari Ummu Haidar Cilacap anggota BILAAD 7

🌻🌻🌻WA BILAAD🌻🌻🌻

23 Nov 2015

Membuat alat peraga berhitung "puzzle angka"

〰〰✏〰🎨〰✂〰🎯〰〰
بسم الله الرحمن الرحيم
_________________________________

🎨Pelajaran seni
🎀Membuat alat peraga berhitung "Puzzle Angka"🎀

🔳 Bahannya :
📌 Karton kemasan minuman atau karton snack atau karton dari kemasan yang lain yang tebal potong dengan ukuran PxL =23,5x15cm 2 lembar
📌 Gunting, penggaris, pensil, penghapus, lem rajawali/lem kertas, isolasi besar dan kecil, kertas lipat dengan beraneka warna

🎯 Cara membuat :
Antunna dapat mengikuti langkah-langkah sesuai gambar yang ada. Jika ada pertanyaan tafadholly via japri..

💐 Hasil karya ini dapat digunakan sebagai :
✏ Alat peraga untuk berhitung maupun pengenalan terhadap angka
🔳 Permainan puzzle angka

👍🏻 Baarakallahu fiik..
Semoga bermanfaat

🎀مجموعةروضةالأطفال🎀

http://tamananakshalih.blogspot.com/
___________
📮®epost:
🎀Wa.BILAAD 🎀
🌐http ://telegram.me/groupBILAAD

22 Nov 2015

Membentuk Generasi Qur'ani

MEMBENTUK GENERASI QUR'ANI

Berkata Abdullah Bin Isa رَحِمَهُ اللهُ :

«لَا تَزَالُ هَذِهِ الْأُمَّةُ بِخَيْرٍ مَا تَعَلَّمَ وِلْدَانُهَا الْقُرْآنَ»

"Senantiasa umat ini berada dalam kebaikan, selama anak- anak mereka belajar al-qur'an."

(An-Nafaqah 'alal 'iyaal,Ibnu Abid Dun-ya,no:309).

Sumber:
Chanel telegram Thalab ilmi syar'i

Dibagikan kembali oleh:
Bilaad (Tarbiyatul Aulaad)

19 Nov 2015

Memperhatikan pendidikan Anak (1)


******
🔑🌻💎 Faidah Tarbiyah Anak

🔎 MEMPERHATIKAN PENDIDIKAN ANAK ( 1 )

✍ Oleh:
Al-Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin hafizhohullah

⛰🌅 Para nabi dan rasul yang Allah Ta’ala utus ke muka bumi ini selalu memberi perhatian kepada anak-anaknya. Kisah para nabi atau rasul beserta anak-anak mereka banyak diabadikan di dalam Al-Qur’an. Kisah mereka memberi gambaran, betapa sangat urgen memperhatikan keadaan anak, terlebih masalah pendidikan diniyah (agama).

⛵ Nabi Nuh ‘alaihissalam tetap menasihati anaknya untuk tidak bergaul dengan kelompok masyarakat yang kufur kepada Allah Ta’ala. Saat kondisi sedemikian kritis, Nabi Nuh ‘alaihissalam menyeru anaknya untuk tetap bersamanya menaiki perahu. Kala itu, air bah yang begitu dahsyat akan menenggelamkan manusia-manusia yang kufur kepada Al-Khaliqurrahman, Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَنَادَىٰ نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ الْكَافِرِينَ

“…Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: Wahai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami, dan janganlah kamu berada bersama orang-orang kafir.” (QS. Hud:42)

☝🏻 Nabi Nuh ‘alaihissalam menasihati anaknya untuk berlepas diri dari orang-orang kafir.

📚🗒 Nilai pendidikan yang bisa dipetik dari kisah di atas, sungguh menanamkan semangat al-wala’ wal-bara’ terasa amat penting. Apalagi ditengah kehidupan manusia sekarang yang mengangkat tinggi paham pluralisme sebagai paham yang dijejalkan ke dalam kehidupan kaum muslimin. Melalui paham pluralisme, manusia dihasung untuk membenarkan semua paham agama. Padahal agama yang benar dan diridhai disisi Allah hanyalah Islam.

🍫⏲ Bagaimana mungkin seorang anak akan memiliki kepribadian seorang muslim yang benar, jika apa yang dilihat dalam keseharian adalah perilaku kaum kafir. Bagaimana mungkin kebiasaan-kebiasaan yang islamis akan tertanam pada diri anak, jika orang-orang yang berada disekitarnya adalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-NYA.

🍛🍨 Contoh yang sederhana, perilaku makan dan minum dalam Islam telah diatur sedemikian rupa. Islam mengajarkan etika terkait makan dan minum. Seperti, makan-minum hendaknya dengan tangan kanan, membaca bismillah saat memulai makan-minum dan tata aturan makan-minum lainnya. Apa yang akan terjadi pada diri anak manakala dalam kehidupan sehari-hari yang dilihat dan didengar sang anak adalah kebiasaan-kebiasaan yang tak mengajarkan itu semua? Apakah anak akan berperilaku islamis terkait perilaku makan-minumnya?

🙌🏻 Tentu, nilai-nilai islamis itu tak akan bisa diserap sang anak. Bahkan, sang anak akan menyerap nilai-nilai kekufuran manakala dirinya hidup bersama orang-orang kafir. Dia tak mendapat lingkungan yang mendukung bagi tumbuh-kembang kepribadiannya kearah yang diridhai-NYA.

🏡🏘 Maka, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pendidikan anak sangat dituntut. Sungguh, sangat membahayakan berinteraksi dengan kaum kafir, manakala tidak memiliki benteng yang kokoh. Karenanya, Islam mengatur sedemikian rupa muamalah dengan kaum kafir. Wallahu ‘a’lam.

💻 Dinukil dari: http://bit.ly/1N9JIwn

● ● ● ● ● ●
📝🎨 Majmu'ah Tarbiyatul Aulad ll https://telegram.me/TarbiyatulAulad

~~~~~~~~~~~~~~~~
®epost: 🌸BILAAD (Tarbiyatul Aulaad)
🌐https ://telegram.me/groupBILAAD

18 Nov 2015

BERMUDAH-MUDAHAN DALAM MENDORONG ANAK UNTUK MENDIRIKAN SHALAT

🍃🌺 Fataawa Tarbiyatul Aulaad

=Fatwa-fatwa tentang pendidikan anak

BERMUDAH-MUDAHAN DALAM MENDORONG ANAK UNTUK MENDIRIKAN SHALAT

Asy-Syaikh bin Baz رحمه الله ditanya :

🔏 Banyak dari para wali - semoga Allah memberi hidayah untuk mereka- tidak  memperhatikan dalam mendidik anak-anak mereka  untuk mendirikan shalat fardhu, kebanakan mereka meremehkan masalah ini, mohon nasehat Asy-Syaikh tentang masalah ini, dan apakah mereka berdosa dalam masalah ini?

Asy-Syaikh menjawab :

🔓Ya, kewajiban bagi semua kaum muslimin untuk memperhatikan masalah shalat dan mendidik anak-anak mereka   untuk mendirikan shalat, kewajiban ini untuk ayah, ibu dan bahkan saudara-saudara mereka, seorang ayah wajib memerintah anaknya untuk shalat, begitu pula seorang ibu, bahkan seorang kakak kepada adiknya, juga seorang paman kepada anak keponakannya, mereka semua harus saling tolong menolong dalam kebajikan dan ketaqwaan, karena Allah berfirman :

وتعاونوا على البر والتقوى

"Dan tolong menolonglah kalian dalam kebajikan dan ketaqwaan".

Juga firman Allah ta'ala :

والمؤمنون والمؤمنات بعضهم أولياء بعض يأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر

"Dan orang-orang mukmin laki-laki dan orang-orang mukmin wanita, sebagian mereka menolong sebagian yang lain, mereka memerintahkan kebaikan dan melarang kemungkaran".

Allah ta'ala berfirman :

والعصر إن الإنسان لفي خسر.
الا الذين آمنوا وعملوا الصالحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر

"Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar dalam keadaan rugi, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, dan saling nasehat menasehati dengan haq dan saling menasehati dengan kesabaran".

☝🏽Maka jika mereka bermudah-mudahan, mereka berdosa, sebagaimana firman Allah :

وأمر أهلك بالصلاة واصطبر عليها

"Dan perintahkan keluargamu untuk shalat dan bersabarlah".

Juga Allah ta'ala berfirman :

ياأيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها ملائكة غلاظ شداد لا يعصون الله ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون

"Wahai orang-orang yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari neraka, dimana bahan bakarnya adalah manusia dan batu, di dalamnya ada malaikat yang kuat dan keras, mereka tidak pernah bermaksiat kepada Allah dari apa yang diperintahkan kepada mereka, dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan".

Allah berfirman :

كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون بالله

"Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, dimana kalian beramar ma'ruf nahi mungkar, dan kalian beriman kepada Allah".

👍 Maka wajib bagi ayah, ibu dan saudara-saudara serta yang lainnya untuk saling tolong menolong dalam hal ini, dan hendaklah mereka :

👉 Istiqamah di atas al-haq

👉 Terus-menerus memerintahkan anak-anaknya untuk shalat

👉 Dan menghukum jika mereka meninggalkan shalat.

Fataawa Nur 'ala ad-darbi.

📝 Diterjemahkan oleh :
Ummu Abdillah Zainab Ali Bahmid عفا الله عنهما

WA.Tarbitatul Aulaad
🍃🌺 BILAAD 🍃🌺

14 Nov 2015

MUTIARA HADITS KELEMBUTAN NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM KEPADA ANAK-ANAK

💎 MUTIARA HADITS KELEMBUTAN NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM KEPADA ANAK-ANAK:

🔖HADITS KEEMPATBELAS🔖

🌹 PERINTAH BERBUAT ADIL TERHADAP ANAK-ANAK 🌻

🔊 عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ، أَنَّ أُمَّهُ بِنْتَ رَوَاحَةَ، سَأَلَتْ أَبَاهُ بَعْضَ الْمَوْهِبَةِ مِنْ مَالِهِ لِابْنِهَا، فَالْتَوَى بِهَا سَنَةً ثُمَّ بَدَا لَهُ، فَقَالَتْ: لَا أَرْضَى حَتَّى تُشْهِدَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى مَا وَهَبْتَ لِابْنِي، فَأَخَذَ أَبِي بِيَدِي وَأَنَا يَوْمَئِذٍ غُلَامٌ، فَأَتَى رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ أُمَّ هَذَا بِنْتَ رَوَاحَةَ أَعْجَبَهَا أَنْ أُشْهِدَكَ عَلَى الَّذِي وَهَبْتُ لِابْنِهَا، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا بَشِيرُ ‍ أَلَكَ وَلَدٌ سِوَى هَذَا؟» قَالَ: نَعَمْ، فَقَالَ: «أَكُلَّهُمْ وَهَبْتَ لَهُ مِثْلَ هَذَا؟» قَالَ: لَا، قَالَ: «فَلَا تُشْهِدْنِي إِذًا، فَإِنِّي لَا أَشْهَدُ عَلَى جَوْرٍ».

🔊 Dari an-Nu'man bin Basyir, bahwa ibunya, binti Rawahah, pernah meminta kepada ayahnya sebagian dari hartanya untuk diberikan kepada anaknya, saat itu ayah menangguhkannya sampai setahun, sesudah itu barulah diberikan. Kata ibu, "Saya tidak suka sebelum pemberian itu disaksikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu ayah menggandeng tanganku dan mengajakku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan waktu itu saya masih kanak-kanak. Ayah berkata kepada beliau, "Ibu anak ini, binti Rawahah, memandang perlu untuk minta persaksian kepada anda atas pemberian yang saya berikan kepada anaknya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Wahai Basyir, apakah kamu memiliki anak selain anak ini?" Ayahku menjawab, "Ya." Beliau bersabda: "Apakah mereka semua kamu beri pemberian seperti itu?" Ayahku menjawab, "Tidak." Sabda beliau: "Kalau begitu, saya tidak mau menjadi saksi atas pemberian yang kurang adil (zhalim) ini.". [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
---------------------

📬 FAEDAH-FAEDAH HADITS:

Hadits yang agung ini memberikan kepada kita faedah-faedah yang berharga, diantaranya;

📎 1. Kewajiban memberikan keadilan terhadap anak-anak dalam pemberian hadiah. Tidak boleh mengistemewakan salah satu anak tanpa yang lainnya. Dalam riwayat al-Bukhari, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«فَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلاَدِكُمْ»

“Bertaqwalah kepada Allah dan berlaku adillah kalian diantara anak-anak kalian.”

💎 Ini adalalah pendapat Syaikhul Islam, Ibnul Qayyim, ash-Shan’ani, asy-Syaukani, al-Lajnah ad-Daimah, asy-Saikh Bin Baz, asy-Saikh al-‘Utsaimin dan asy-Syaikh Muqbil.

📎 2. Adil disini bermakna seperti dalam pembagian warisan, yakni anak laki-laki bagiannya dua kali lipat dari bagian anak perempuan. Allah Ta’ala berfirman:

{لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الأُنْثَيَيْنِ}

“bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan” [QS. an-NIsaa:11]

💎 Ini adalah pendapat yang terpilih pada makna adil dalam pemberian terhadap anak-anak. Pendapat ini dipilih Syaikhul Islam, Ibnul Qayyim, asy-Syaukani, asy-Saikh Bin Baz dan asy-Syaikh al-‘Utsaimin.

🔊 Berkata asy-Syaikh al-‘Utsaimin rahimahullah: “Dan barangsiapa mengatakan; ‘Sesungguhnya disana ada perbedaan antara (ketika masih) hidup dan (setelah) mati, maka hal ini butuh kepada dalil yang menunjukkan hal tersebut. Kami katakan, mereka ketika masih hidup dan setelah mati (pembagiannya) sama saja.” [asy-Syarhul Mumthi’:11/80]

📎 3. Sunnahnya memberikan hadiah, baik kepada anak istri ataupun kepada orang lain. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«تَهَادُوا تَحَابُّوا»

“Hendaklah kalian saling memberi hadiah agar kalian saling mencintai”. [HR. Al-Bukhari dalam kitab al-Adabul Mufrad, dihasankan al-Albani]

📎 4. Disunnahkan pula mendatangkan seseorang untuk menyaksikan atas hadiah yang akan diberikan agar bisa menjadi saksi bahwa barang yang dia miliki telah dihadiahkan kepada orang lain.

📎 5. Mengistimewakan salah satu anak tanpa yang lainnya bisa menimbulkan kedengkian dan permusuhan diantara anak-anak.

📎 6. Suatu hal yang wajar jika ada anak yang paling dicintai dan disayangi orang tuanya,
namun meskipun demikian tidak boleh baginya mengistimewakannya dengan hadiah tanpa memberikan kepada anak yang lainnya.

📎 7. Apabila orang tua tidak adil dalam memberikan hadiah, maka hadiah tersebut dihukumi batil, tidak sah. Ini adalah pendapat ‘Urwah bin az-Zubair, Ishaq, Ahmad dalam salah satu riwayatnya, dan pendapat ini dipilih oleh Syaikhul Islam, ash-Shan’ani, asy-Syaukani dan asy-Syaikh al-‘Utsaimin.

📎 8. Boleh bagi orang tua mencabut pemberiannya yang telah diberikan kepada anak-anaknya. Ini adalah pendapat Jumhur Ulama. Dalil yang menunjukan hal ini adalah hadits Ibnu ‘Abbas dan Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«لَا يَحِلُّ لِرَجُلٍ مُسْلِمٍ أَنْ يُعْطِيَ الْعَطِيَّةَ, ثُمَّ يَرْجِعَ فِيهَا; إِلَّا الْوَالِدُ فِيمَا يُعْطِي وَلَدَهُ»

"Tidak halal bagi seseorang untuk memberikan suatu pemberian kemudian memintanya kembali, kecuali bagi seorang ayah atas apa yang diberikan kepada anaknya.” [HR. Ahmad, at-Tirmidzy dan yang lainnya. Dishahihkan asy-Syaikh al-Albani dan asy-Syaikh Muqbil]

📎 9. Mendengar dan taat kepada orang tua selama mereka tidak memerintahkan kepada kemaksiatan.

🚪 Waffaqallahul jami’ likulli khairin.

-------------------------------
✒ Disusun oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 29 Muharam 1437/ 11 November 2015_di kota Ambon Manise.

📥 Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:
📡 www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
📡 https://telegram.me/ForumKIS
-----------------------------

💎 WA. Permata Muslimah Salafiyyah 📚

🌐 https://telegram.me/PermusSalafiyah
_______________
🎀BILAAD 🎀

Pertemuan ke 3

📅30 AL MUHARRAM 1437 H/12 NOVEMBER 2015 M

🌴🌴〰〰〰〰〰〰〰〰🌴🌴

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمدلله حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه، أشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له إقرارا به وتوحيدا وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلوات الله وسلام عليه.
أما بعد:

🍁Akhawati fillah semoga Allah merahmati kami dan kalian, in syaa Allah pada hari ini kita akan melanjutkan pelajaran kita yaitu tentang “Tarbiyatul Aulaad fii Dhau`il Kitab was Sunnah” Pendidikan Anak dalam Cahaya Al-Kitab dan As-Sunnah.

🍃Kita memohon pertolongan dari Allah semoga dimudahkan dalam menuntut ilmu dan beramal.

💭Berkata penulis hafizhahullah:
         ☆ANAK-ANAK ADALAH
       PERHIASAN DAN UJIAN☆

                       --- 1 ---
    💎ANAK ADALAH PERHIASAN
--------------------------------------------------
Allah Subhanahu wa Ta'ala:

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا

💰"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan."[Al-Kahf: 46]

Dan Allah Ta'ala berfirman:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ 

💍"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak," [Al-Imran: 14]

                      ---- 2 ----
           ANAK ADALAH UJIAN
       ----------------------------------------
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

🌂"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." [At-Taghabun: 15]

🍃Tatkala Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah di atas mimbar tiba-tiba Hasan dan Husain radhiyallahu 'anhuma membawakan dua baju yang berwarna merah. Keduanya lalu terjatuh, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam turun dari mimbar dan menggendong keduanya lalu kembali ke mimbar dengan bersabda:

صَدَقَ اللَّهُ { إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ }
رَأَيْتُ هَذَيْنِ الغُلَامَيْنِ يَمْشِيَانِ وَيَتَعْثُرَانِ فَلَمْ أَصْبِرْ حَتَّى نَزَلْتُ فَحَمَلْتُهُمَا

🍁"Maha benar Allah atas firman-Nya: 'Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah sebagai cobaan'. (Qs. Al-Anfaal (8): 28). Aku melihat kedua anak ini terjatuh dalam kedua bajunya maka aku tidak sabar hingga aku turun lalu kugendong keduanya'." HR. Abu Dawud

                   ----- 3 -----
     TERKADANG ANAK-ANAK
MENYIBUKKAN ORANGTUANYA
DARI KETAATAN KEPADA ALLAH
---------------------------------------------------
Allah Ta'ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

💐"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi." [Al-Munafiqun: 9]

Dan Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ

🍃"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka." [At-Taghabun: 14]

Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
الأَوْلادُ مَبْخَلَةٌ مَجْبَنَةٌ

🍂"Anak-anak adalah Mabkhalah (yang dapat menyebabkan bapaknya menjadi seorang yang pelit) dan Majnabah (menjadikan bapaknya pengecut)."

💣Majbanah: takut dari jihad karena khawatir dengan kematian.

💰Mabkhalah: Menahan diri dari bersedekah dengan alasan karena nafkah untuk anak-anaknya.
_____________
✒__Ummu 'Ubaidah Ruqoyah bintu Jamal Al-Jauhariyyah.

🎀Wa.Tarbiyatul Aulaad 🎀
               (BILAAD)

🏡 "Bersama Mendidik Generasi Rabbani ."
~~~~~~~~~~~~~~~~
💻http ://Tarbiyah-Aulaad.blogspot.com
🌐Telegram.me/groupBILAAD

〰〰〰〰〰〰🍃🍃〰〰〰〰〰〰

GADIS KECILMU ?

✒GADIS KECILMU ❓
(Sebuah Catatan untuk Kaum Ayah)
💺Abu Nasiim Mukhtar “iben” Rifai La Firlaz.

💦Miris dan mengerikan!!! Na'udzu billah min dzalik.

🔕Ingin menutup telinga dari kenyataan, tidak mungkin bisa kita lakukan.

💥Telinga, mata dan perasaan kita telah tercabik-cabik hingga tak berbentuk lagi (bagi yang masih memiliki hati). Dan saya yakin, dari sekian banyak kaum muslimin, masih ada di antara mereka yang masih memiliki hati.

Bagaimana dengan Anda❓
Apa korelasi antara hati, Anda dan kalimat pembuka di atas? “Miris dan mengerikan!!!

Naudzu billah min dzalik“.

❗Saya sedang berbicara tentang fakta pahit dan kenyataan yang tak terbantahkan. Beberapa bencana besar telah melanda negeri.
Dekadensi dan keruntuhan moral telah menjadi bagian dari lantai dasar tempat kita berpijak di negeri ini. Secara khusus lagi yang ingin saya sentuh dalam catatan kecil ini adalah kaum remaja putri negeri.

🚫Bukan menjadi rahasia lagi jika di negeri ini telah berlaku praktek-praktek asusila. Mengeksplotasi kaum remaja putri sebagai lumbung penghasilan seakan menjadi hal yang tidak asing lagi.
Bencana ini semakin bergelombang lagi ketika kaum remaja putri itu sendiri tidak memiliki landasan hidup yang kokoh. Jauh dari karekter seorang gadis muslimah!

💦Hamil di luar nikah, trafficking, pemerkosaan, seks bebas, depresi, broken home dan nge-punk adalah contoh kecilnya.

❓Apakah tidak terlalu besar kita berharap? Berharap lahirnya generasi Islam yang segagah para pendahulunya?

❓Sementara calon-calon ibu yang akan melahirkan generasi tersebut malah dipinggirkan dan terlupakan?

✋🏽Kali ini saya tidak ingin membicarakan mereka kaum awam. Mereka yang memang pada dasarnya tidak tertarik untuk berpegang dengan Islam sebagai pedoman hidup. Saya ingin “menyentil” kaum Ayah yang disebut-sebut orang sebagai kaum ngaji.

Kaum Ayah yang -inginnya- mengikut Al Qur’an, As Sunnah dan Manhaj Salaf.Tentunya Anda dan saya sendiri termasuk, bukan❓

📝Tulisan ini tentang gadis kecilmu dan gadis kecilku. Putri-putri tersayang kita.
Baarakallahu fiikum

OOOOO_____OOOOO

☑Sebelumnya saya menyampaikan sejuta maaf untuk kaum Ibu.

Bukan ingin mengecilkan arti seorang Ibu, bukan pula hendak melupakan jasa dan peran seorang Ibu. Hanya saja, kali ini saya ingin berbicara dengan kaum Ayah min qalb ilaa qalb.

Dari hati ke hati. Anak perempuan sangat diperhatikan oleh Islam.
Zaman jahiliyah, seorang anak perempuan yang dilahirkan akan dikubur hidup-hidup. Bagi mereka, anak perempuan adalah cela yang mencoreng “nama baik” keluarga.
Anak perempuan dipandang rendah, tidak memiliki apa-apa, hanya beban saja dan tidak bisa diharapkan.
Padahal, siapa yang telah bersusah payah mengandung dan melahirkan mereka?
Ibu…Iya, Ibu mereka sendiri.
Seorang perempuan. Allah akan menuntut jawaban dan tanggung jawab dari mereka pada hari kiamat kelak. Allah berfirman tentang hari kiamat ;

;وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ بِأَيِّ ذَنبٍ قُتِلَتْ
"Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, (QS. 81:8)
Karena dosa apakah dia dibunuh,?" (QS. 81:9)

✅Ajaran Islam yang amat mulia dan luhur mengajarkan kepada kita untuk memberikan perhatian khusus kepada anak perempuan.

Di pundak mereka lah harapan agar terlahir nantinya generasi Islam yang tangguh. Sebab, kaum Ibu adalah madrasah pertama dalam kehidupan.Anak perempuan harus diperhatikan❗

Dan anak perempuan pun ingin selalu diperhatikan...Secara khusus Rasulullah menjelaskan ;

;مَنِ ابْتُلِيَ مِنَ الْبَنَاتِ بِشَيْءٍ، فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ

“Siapa saja orangnya yang diuji dengan sedikit saja (masalah) dari anak-anak perempuannya, namun ia tetap berlaku dengan baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi sebab penghalang dari api neraka” (Hadits Ibunda ‘Aisyah riwayat Bukhari dan Muslim)

👍🏽Ada janji besar dan pahala indah untuk orangtua yang selalu bersabar di dalam mendidik, merawat, menjaga dan mengasihi anak perempuan sepenuh hati.

💦Bila sebagian orang merasa “sedih” atau “kecil hati” dengan anak perempuan, Islam justru melecut, memotivasi dan mencambuk orangtua untuk member perhatian khusus terhadap anak perempuan.

❓Adakah yang tidak ingin bersama nabi Muhammad di hari kiamat?
Ingin tahu salah satu caranya? Bacalah hadits berikut ini!

Hadits Anas bin Malik riwayat Imam Muslim;

مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا، جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ

“Siapa saja yang merawat dua anak perempuan sampai mereka baligh, Saya dan dia akan datang bersama di hari kiamat”

⤴Sabda di atas diucapkan oleh nabi Muhammad dan setelah itu beliau menggabungkan jari jemarinya. ☝🏼

Tanda betapa dekatnya orang itu dengan Rasulullah kelak. Subhaanallah❗

❓Wahai kaum Ayah, apakah Anda-Anda tidak tertarik?

❓Apakah janji ini hanya berlaku untuk mereka yang mendidik dua anak perempuan?

Tidak❗

👍🏽Di dalam sebuah riwayat yang dishahihkan oleh Al Albani (Ash Shahihah 1027), disebutkan jika janji di atas pun berlaku untuk orangtua yang mendidik, merawat dan menjaga seorang anak perempuan. Benar❗

Satu anak perempuan pun bisa menjadi jalan indah menuju surga bersama baginda Rasul. Jangan sia-siakan peluang ini❗

Baarakallahu fiikum.

OOOOO_____OOOOO

👍🏽Nah… sekarang saya ingin berbicara tentang peran penting seorang Ayah. Tahukah Anda, wahai Ayah❓
Seorang anak perempuan akan mengalami “mati rasa” bila tidak memperoleh perhatian yang cukup dari ayahnya. Sudahkah Anda menyadari, wahai Ayah?

💦Seorang anak perempuan akan mengalami “hampa rasa” jika jiwanya tidak dibasahi oleh aliran kasih sayang seorang ayah.

❓Apakah saya mengada-ada? Ataukah Anda yang kurang peka?

❓Apakah saya membuat-buat sendiri?

❓Ataukah Anda yang tidak menyadari?

❓Apakah Anda harus menunggu putri Anda “mati rasa” atau “hampa rasa” dan setelah itu barulah menyesal?

❓Apakah Anda harus mendengarnya secara langsung dari mereka untuk percaya kata-kata saya?
Padahal mereka lebih memilih untuk memendamnya di hati.

Sungguh,wahai Ayah…Inilah profil baginda Rasul sebagai seorang ayah❗
Selalu dan selalu hal ini dilakukan oleh baginda Rasul kepada Fathimah. Setiap kali Fathimah datang berkunjung, baginda Rasul akan bangkit berdiri, menyambut dan mencium kening sang putri tercinta. Sudahkah hal ini Anda lakukan, wahai Ayah❓

💥Betapa marahnya baginda Rasul ketika mendengar Ali bin Abi Thalib (menantu beliau, suami Fathimah) akan mempersunting putri Abu Jahal untuk dijadikan sebagai istri kedua. Sabda apa ketika itu dari baginda Rasul❓

“Sungguh! Bani Hasyim bin Al Mughirah meminta izin kepadaku untuk menikahkah putri mereka dengan Ali bin Abi Thalib.

Dan aku tidak izinkan mereka❗

Aku tidak izinkan mereka❗

Aku tidak izinkan mereka❗

Kecuali memang Ali bin Abi Thalib menceraikan putriku untuk menikahi putri mereka!”

Kemudian beliau melanjutkan,

فَإِنَّمَا ابْنَتِي بَضْعَةٌ مِنِّي، يَرِيبُنِي مَا رَابَهَا وَيُؤْذِينِي مَا آذَاهَا “

Sungguh❗

Putriku itu tidak lain dan tidak bukan adalah bagian diriku. Aku tidak senang sesuatu yang tidak ia senangi. Apa yang membuatnya tersakiti juga membuat diriku tersakiti” (HR Bukhari Muslim dari sahabat Al Miswar bin Makhramah)

Seperti inilah seorang ayah seharusnya❗

Apakah Anda bisa turut merasakan kebahagiaan putri Anda❓
Ataukah Anda tidak pernah sama sekali mengerti, kapankah putri Anda bahagia dan kapankah ia bersedih❓

Apakah Anda bisa sama-sama merasakan sakit yang dirasakan oleh putri Anda❓
Ataukah malah Anda yang menyakiti hatinya❓

Cobalah jujur kepada diri sendiri❗
Perhatian dan kasih penuh yang dicurahkan oleh nabi Muhammad telah membentuk karakter indah pada diri Fathimah. Hari-harinya selalu diteduhi dan dinaungi cinta sang ayah. Pantas saja jika Ibunda ‘Aisyah menyebut Fathimah sebagai orang yang paling mirip dengan baginda Rasul.

Cara duduknya, cara berjalannya, cara berbicaranya dan segala-galanya. Mengapa demikian❓

Seorang ayah adalah figur terbaik untuk putrinya. Seorang ayah adalah cermin tempat putrinya berkaca dan membentuk kepribadiannya. Apapun akhirnya nanti pada karakter dan kepribadian seorang putri, maka ayahnya telah mengambil peranan tersendiri.

❓❓❓Sekarang pertanyaannya,”Akan menjadi seperti apakah Anda akan membentuk putri Anda???”

OOOOO_____OOOOO

❓Tahukah Anda, wahai Ayah?
❓Apa yang sedang dan selalu dibayangkan dan diinginkan oleh putri Anda?

Ia ingin disayang sepenuh hati. 💦💦💦

👍🏽Berharap cerita-cerita penggugah jiwa sebelum tidurnya. Ia ingin didekap dan digandeng tangannya sambil Anda menanamkan nilai-nilai hidup mulia di dadanya.

Ia tak ingin –walaupun sekali- mendengar marahmu dalam kata-kata bernada tinggi.💦💦💦

Jangan marah dan jangan emosi ketika putri Anda menangis dan memegang erat tangan Anda ketika Anda akan pergi meninggalkan rumah. Itu tanda cintanya, wahai Ayah❗

Tangisannya adalah benang-benang cinta yang terajut kuat dalam lembaran kasih seorang putri kepada ayahnya.

✅Ia ingin mendengar kisah-kisah tentang ayahnya ketika muda, ketika kecilnya.

✅Ia akan sangat bangga ketika melantunkan kembali kisah-kisah Anda,”

Kata Abiku gini lhooo!” atau ” Abahku pernah cerita kayak gitu juga kok” atau “Abiku bilang itu nggak boleh karena dilarang Allah”. Iya, seorang putri tidak akan mudah melupakan pesan-pesan ayahnya.Percaya ataukah tidak, wahai Ayah, seperti itulah faktanya❗

Jangan terlambat, wahai Ayah❗

❓Sadarkah Anda di sana pun putri Anda mungkin terluka? Walau ia tidak secara jujur mengungkapkanya. Iya, barangkali ia sedang terluka di sana. Mengharapkan kasih sayangmu, kelembutanmu, perhatianmu, waktumu, kisah-kisahmu?

Cobalah bertanya tentang doa-doanya untuk Anda.Sebelum terlambat, raih dan genggam tangannya❗ Ucapkan maaf dengan setulus kata.

🔄Gantilah hari-harinya dahulu yang penuh dengan sendu menjadi hari-hari ceria. Biarkan ia tersenyum indah menikmati sepoinya angin, cerahnya malam dan sejuknya gemercik air.Ingat, wahai Ayah❗

💦Gadis kecilmu itu barangkali akan menjadi gerbang menuju surgamu di hari akhirat kelak. Amin yaa Arhamar Raahimiiin_

_Daar El Hadith Dzamar Republic of Yemen_05.12.13 (19.42)🏡

_sambil berdoa untuk gadis kecilku : Izzah Zainatus Shofaa bintu Mukhtar La Firlaz

📌http://www.ibnutaimiyah.org/2013/12/gadis-kecilmu/

✏sungguh betapa mulia perjuangan ayah kita anak²ku yg umma sayangi... semoga Allohu ta'ala selalu membalas kebaikannya selama ini dan kelak mempertemukan kita semua di jannahNya. Aaminn Allohumma Aaminn...🌺🌺🌺

13 Nov 2015

Membuat kota mini

🚧🏡🚧🏫🚧🏢🚧🏤🚧

🌇MEMBUAT KOTA MINI dari kardus bekas🌆

🚦BAHAN:
1.kardus bekas
2.spidol
3.pensil
4.penggaris
5.pengahapus
6.lem/doubletip
7.kertas lipat warna
8.gunting

✂CARA Membuat:
1.siapkan kardus berbentuk persegi yang lebar.ukuran sesuai keinginan
2.buatlah pola tata letak kota dan jalan raya.
3.tempellah jalan raya dengan kertas lipat hitam agar menyerupai jalan raya yang sungguhan
4.hiasilah dengan kertas lipat yang dibentuk pohon atau hiasan lain sesuai keinginan
5.berilah nama setiap bangunan sprt:masjid,rumah,sekolah,rumah sakit,kantor polisi,pasar,dll
6.sbg pelengkap letakkan lego(bs diganti mainan lain) yg telah dibentuk menyerupai bangunan disetiap masing2 tempatnya.
Tidak lupa diberi mobil mobilan di jalannya.

Mudahkan...
Selamat Mencoba....❗❗
——————————————
🎀Kreasi dari Ummu yusuf jember anggota Bilaad 5⃣
———————————————

        🎀 Wa.BILAAD 🎀

Apakah sebaiknya kita tidak mengenalkan hp kepada anak ?

➖TARBIYATUL AULAD➖➖➖
📱Apakah sebaiknya kita tidak mengenalkan hp kepada anak📱

❓Tanya:
Apakah sebaiknya kita tidak mengenalkan hp kepada anak-anak kita?

⭕Jawab:
💺Oleh Al Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin hafizhahullah

✋Kalau tidak mengenalkan sama sekali, anak juga nanti akan kenal dari teman-temannya. Keluar dari masjid saja sudah lihat hp.

👉"Itu yang di atas sound system, yang di atas rekaman itu apa?"

🔎Anak juga melihat. Jadi jangan kemudian kita bersikap terlalu ekstrim. Ya kita sesuai dengan kenyataan, hp itu ada. Tapi kita juga jelaskan bahayanya.

☝"Kenapa abah melarang kamu tidak boleh membeli hp? Tidak boleh pegang hp? Abah punya alasan"

❓Kan begitu? Harus dijelaskan kepada anak.

☝"Abah punya alasan. Apa alasannya? Kamu kemarin pinjam hp temenmu saja, rusak. Berarti kamu belum bisa menjaga barang. Nanti dibelikan hp yang canggih, yang mahal, rusak?"

1⃣Ini alasan pertama. Kemampuan dia untuk menjaga barang itu sendiri belum ada. Apalagi kemampuan untuk menjaga diri dari muatan-muatan yang ada di dalam handphone tersebut. Entah melalui media sosialnya, itu belum bisa menjaga diri. Hal yang demikian harus dijelaskan kepada anak kita.

👉"Kenapa abah belum bisa percaya kepada kamu. Insya Allah nanti kalau
✔kamu sudah dewasa,
✔kamu sudah punya ilmu,
✔kamu bisa mengendalikan diri,
✔kamu tidak diatur oleh hp ini,
✔tapi kamu yang mengatur hp ini, mau hp yang mahal, yang canggih, dibelikan"

☝Begitu! Tapi dengan syarat, semua perangkat teknologi itu digunakan secara bertanggung jawab. Bahwasannya kelak (menggunakan, -red) perangkat ini akan dimintai pertanggung jawabannya dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka harus penuh kehati-hatian.

⚠Harus digunakan sesuai dengan syariat, benar-benar memberikan manfaat. Harus seperti ini ditanamkan nilai kepada anak kita.

📥🔊Download Audio disini
🌍http://www.thalabilmusyari.web.id/2015/10/apakah-sebaiknya-kita-tidak-mengenalkan.html

📚TIS | طلب العلم الشرعي

📬®epost:

        🎀✒WA BILAAD✒🎀

Kajian BUNAYYA

🌻Kajian Bunayya 🌻
    [Pertemuan ke.4]

📚Dari kitab :
تعليم الابناء عقيدة السلف الصالح في توحيد وصفات واسماء.

👍🏼MENGAJARKAN KEPADA ANAK AKIDAH SALAFUS SHALIH

✒Syaikh Abu Abdil A'la Khalid bin Abdurrahman Al Mishri hafizhahullah.
___________________________

📝 MAKNA SYAHADAT

أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله:

🌻 Wahai pemuda Islam, apa makna ( أشهد أن لا إله إلا الله ) ❓

📖 Maknanya:

☝Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak selain Allah.

🌻 Apa makna syahadat ( أن محمدا رسول الله ) ❓

📖 Maknanya:

☝Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak untuk diikuti dengan benar kecuali Muhammad Shallalahu 'alaihi wa sallam.

Bersambung Insya Allah....

                     ***

✍ Alih Bahasa: Al-Ustadz. Abu Hudzaifah Ahmad bin kadiyat حفظه الله.

🌸🍃سالكات منهج السلف🍃🌸

🌻✏🌻✏🌻✏🌻✏🌻

📬®ⓔⓟⓞⓢⓣ:

         🎀📂WA BILAAD📂🎀

12 Nov 2015

Catatan Ummi ke 11

                       CATATAN UMMI

Bismillah...

Anak adalah sebuah anugrah dari Allah yg tiada tara kenikmatannya..

Dengan anak ada asa di setiap harapan. Karena anak selalu ada doa di awalan hari hingga ujung malamnya.

Setiap anak akan memberi warna yg berbeda di setiap hari harinya.

Namanya Ibrahim Hanif. Dia anak ana yg ke 4 dari keempat anak ana.

Tumbuh dengan alur yg berbeda dari anak kebanyakan. Sejak bayi ada penanganan terapi untuk pertumbuhan nya. Dari baru lahir yg sakit sakitan hingga terapi berjalan nya.

Alhamdulillah,dengan perjuangan yang penuh harap akhirnya Ibrahim dapat berjalan juga di usianya yg 3 tahun. Tapi tidak sampai di situ perjuangan hati orang tuanya...

Ya, di usia 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun Ibrahim belum kunjung bicara normal.

Hati ini selalu memiliki harapan jika anakku akan bisa bicara normal. Selalu tegar dengan harapan dan doa doa. Walau hati akhirnya menyerah menangis kalau ada yg mengasihani dia karena belum bicaranya dia.

Harapan  semakin kuat tatkala teman teman mengejek nya, tawakal semakin besar tatkala tetangga memarahinya karena teriakan dia ketika mencoba berbicara.

Ibrahim si 4 tahun yg belum bisa bicara. Dia sudah bisa menyapu rumah bersih tatkala teman teman nya masih merengek minta minum, dia sudah bisa mencuci piring tatkala teman temannya menangis tidak bisa membuka pintu. Dia yang sudah bisa membongkar sepeda miliknya tatkala teman-temannya belajar membaca dan menghafal.

5 tahun ada sedikit kata yg membuat kami tersenyum.

Kini 6 tahun sudah usianya. Dengan terbata dia mencoba menghafal kata.

Walau belum ada huruf yg mau dia tahu bentuknya, dia mencoba menghafal huruf disetiap akhir surat. Tersenyum lucu ketika dia mendengar dan ikut membaca murottal alquran kesukaannya. Atau terkadang dia "muhadhoroh " di atas lemari kecilnya dengan suara yg tidak jelas. Disitu terselip harapan dan doa suatu saat nanti kamu bisa memberikan ceramah kepada orang banyak, suatu saat nanti orang tuamu bisa mendengar rekaman hafalanmu. 

Celoteh mu menutupi kekurangan mu, perhatianmu menyamarkan kesedihan.
Alhamdulillah sudah banyak senyuman karena tingkahmu. Begitu banyak nikmat karena memiliki mu.

Semoga hingga nanti tetaplah menjadi pelipur lara kami disaat terputus amalan. Tetaplah menjadi penolong orang tuamu di saat anak sholeh adalah salah satu penyambung amalan yg tidak terputus hingga yaumul akhir.

Aamin ya Rabbal 'Aalamiin...

Batam, 4 november 2015.
Ummu 'abdillah fathiyyah
(Anggota grup bilaad 4).

                                  WA BILAAD

MUQADDIMAH

        TARBIYATUL AULAAD FI DHAU`IL
                     KITAB WA SUNNAH.

          "Pendidikan Anak Dalam Cahaya
                Al Kitab dan As Sunnah"

بسم الله الرحمن الرحيم

Akhawati fillah baarakallahu fiikunna jami’an, in syaa Allah pada hari ini kita akan membahas sebuah kitab yang ditulis oleh Syaikh Abdussalam bin Abdullah As-Sulaiman yang berjudul;

“Tarbiyatul Aulaad fii Dhau`il Kitab was Sunnah” Penidikan Anak dalam Cahaya Al-Kitab dan As-Sunnah.

Semoga Allah memudahkan kita dalam membimbing dan mendidik anak-anak kita sesuai dengan Al-Kitab dan As-Sunnah dan menjadikan anak-anak kita anak-anak yang shalih yang akan menolong kita didunia dan diakhirat nanti sekaligus menjadi penyejuk mata kita.

                MUQADDIMAH PENULIS

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله صلى الله عليه وسلم. وبعد:

Sesungguh Allah telah memberikan nikmat-nikmat kepada hambanya dengan nikmat yang agung, dan diantara nikmat yang paling agung adalah nikmat anak yang shalih yangmana dia adalah amalan shalih untuk orangtuanya pada kehidupannya dan setelah kematiannya, sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengabarkan hal tersebut dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

{ إِذَا مَاتَ اِبنُ آدَم انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ }

"Jika mati bani Adam maka terputuslah amalannya kecuali dari 3 perkara"
Dan beliau menyebutkan diantaranya:

{ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ }

"Atau anak yang shalih yang senantiasa mendoakannya".

Oleh karena itu perhatian para Nabi dan orang-orang shalih lebih besar tertuju kepada keturunan dikarenakan terhimpun untuk mereka dari kebaikan yang besar.

Dan sungguh banyak dari manusia yang menterlantarkan perkara ini terkhusus pada zaman ini bersamaan dengan banyaknya kekacauan, kesibukan dan fitnah. Dan banyak diantara mereka yang tidak mengetahui petunjuk Nabawi yangmana bisa membantu dalam mendidik anak-anak padahal dia termasuk perkara yang paling penting yang wajib atas seorang muslim memperhatikannya dan mengikutinya dikarenakan padanya merupakan perbuatan menjalankan sebab yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ajarkan dalam membimbing anak-anak.

Dan ini adalah kitab kecil yang saya kumpulkan didalamnya apa-apa yang mudah bagiku dari Al-Kitab dan As-Sunnah dalam mendidik anak-anak, semoga dia bisa membantu dan membimbing orangtua dalam mendidik anak-anak mereka.

Saya memohon kepada Allah untuk menjadikannya ikhlas mengharap wajah-Nya Yang Mulia.

Sebagaimana saya tidak lupa untuk mengucapkan rasa terimakasih kepada Syaikh kita Shalih bin Fauzan Al-Fauzan atas muqaddimahnya untuk kitab ini. Saya memohon kepada Allah agar menjadikan hal tersebut dalam timbangan kebaikannya dan memberkahinya pada waktunya dan amalannya.

Alih Bahasa: Ummu ‘Ubaidah Ruqayyah bintu Jamal Al-Jauhariyyah Al-Ambuniyyah, 26 Dzul Hijjah 1436/ 10 oktober 2015_dikota Ambon Manise.

                       Wa.Tarbiyatul Aulaad
                                  (BILAAD)

CATATAN PENULIS

            TARBIYATUL AULAD FI DHAU`IL
                   KITAB WA SUNNAH.

          "Pendidikan Anak Dalam Cahaya
               Al Kitab dan As Sunnah"

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمدلله حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه كما يحب ربنا ويرضى، أشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له إقرارا به وتوحيدا وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلوات الله وسلام عليه.
أما بعد:

Akhawati fillah semoga Allah merahmati kami dan kalian semuanya, in syaa Allah pada hari ini kita akan melanjutkan kembali pelajaran kita pada hari ini yaitu pembahasan kitab :

“Tarbiyatul Aulaad fii Dhau`il Kitab was Sunnah” Pendidikan Anak dalam Cahaya Al-Kitab dan As-Sunnah.

Kita memohon pertolongan dari Allah semoga dimudahkan dalam menuntut ilmu dan juga beramal.

Berkata penulis hafizhahullah:

             “ANAK ADALAH NI’MAT DARI ALLAH DAN PEMBERIAN TANPA IMBALAN DARI-NYA”

Al-Hibah adalah pemberian tanpa imbalan, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

{ لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ (49) أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ }

"Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki (49) atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa." (Q.S Asy-Syuraa:  49-50)

Berkata Ibnu ‘Athiyah dalam tafsirnya “Al-Muharrar Al-Wajiz”:

“Allah Subhanahu wa Ta’ala memulai dengan penyebutan perempuan sebagai pemuliaan kepada mereka agar memperhatikan perlindungan mereka dan berbuat baik kepada mereka, dan berkata Watsilah ibnul Asqa’ radhiyallahu ‘anhu:

"Sesungguhnya termasuk dari keberkahan seorang wanita dan kebahagiaannya didunia sebelum akhirat adalah dikaruniai pada awalnya dengan anak perempuan sebelum anak laki-laki karena Allah Subhanahu wa Ta’ala memulai dengan perempuan.”

Manusia terbagi menjadi empat bagian:
Berkata Ishaq bin Bisyr: “Ayat ini diturunkan untuk para nabi kemudian menjadi umum:


1. Nabi Luth ‘Alaihissalam: Bapaknya anak-anak perempuan dan beliau tidak dikaruniai anak laki-laki.

2. Nabi Ibrahim ‘Alahisaalam : Bapaknya anak-anak laki-laki dan beliau tidak dikaruniai anak perempuan.

3. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam beliau dikaruniai dari dua jenis; laki-laki dan perempuan.

4. Dan Yahya bin Zakariya tidak dikaruniai anak (mandul).

Kata “التزويج” pada ayat ini:

{ أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا }

"atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan, yakni mengumpulkan antara anak laki-laki dan anak perempuan."

In syaa Allah bersambung pada pelajaran berikutnya.

الله تعالى أعلم بالصواب وبالله التوفيق.

Alih Bahasa: Ummu ‘Ubaidah Ruqayyah bintu Jamal Al-Jauhariyyah Al-Ambuniyyah, 11 Al-Muharram 1437/ 24 oktober 2015_dikota Ambon Manise.

http //:Tarbiyah-Aulaad.blogspot.co.id/


                     Wa.Tarbiyah Aulaad
                              (BILAAD)

11 Nov 2015

Catatan Ummi ke 10

                     Catatan Ummi

Sebagai pelengkap dari catatan seorang ummi, yang berjudul:

Diejek Teman?  Sabar aja....
              (bagian 2)

Ana sering menerapkannya kepada anak meskipun tidak selalu berhasil, namun bukankah pada syariat juga ada perintah bahwa memaafkan dan mendoakn kebaikan bagi orang yang telah berbuat dzolim kepada kita..

Saat putri ana menceritakan bahwa tadi di sekolah diejek demikian demikian oleh teman-teman. Atau pun di lingkungan bermain rumah.

Ana menenangkan hatinya dahulu, mengingatkan untuk memaafkannya dan membesarkan hatinya dengan melihat kekurangan yang menjadi bahan ejekan pada dirinya untuk disyukuri misalkan yang diejek adalah dalam hal fisik, materi maupun kemampuan. Bukan dalam hal perbuatan.

Misalkan karena badan gemuk, kulit hitam, cacat dsb... Maka ingatkanlah bahwa hal tersebut adalah pemberian dari Allah dan syukurilah. Alhamdulillaah, ingatkanlah pula bahwa kemuliaan di hadapan Allah, bukan dilihat dari fisik maupun banyaknya materi namun ketaqwaan dan bagusnya akhlaq.

Meskipun orang tsb cantik, pakaiannya bagus-bagus, namun jika akhlaqnya tidak baik maupun dia tidak taat kepada Allah... Maka semua itu tidak ada nilainya di hadapan Allah.
Maafkanlah teman-temanmu dan doakan kebaikan untuknya.

Misalkan yang mencela usianya lebih muda maka ana ingatkan bahwa anak tersebut masih kecil, usianya di bawahmu, dia belum tahu. Mudah-mudahan jika sudah tambah besar sepertimu atau mudah-mudahan jika sudah lama belajarnya dan sudah tahu bahwa hal tersebut tidak boleh...bisa memperbaiki.

Namun jika bahan ejekan tersebut karena kekurangan pada perbuatan, misalkan karena anak kita berbuat nakal dengan temannya, berbuat salah kepada temannya atau melakukan sesuatu yg melanggar dsb...maka beri pengertianlah bahwa apa yg dilakukan tersebut memang tidak baik/salah. Maka berbesar hatilah menerima kesalahan tersebut dan bersabar atas ejekan teman tersebut.

Minta maaflah kepada orang yg kita dzolimi. Kemudian doakanlah kebaikan untuk putra putri kita di hadapan mereka. "Mudah-mudahan Alloh memperbaikimu, naak...." Aamiin .

Dan ingatkanlah pada putra putri kita bahwa "ejekan" adalah tidak baik. Dirimu telah merasakan bahwa diejek itu menyakitkan dan tidak enak rasanya. Jangan lakukan hal tersebut jika dirimu melihat kekurangan atau kesalahan pada saudaramu atau orang lain. Itu perkara yg tercela dan dilarang dalam agama (ghibah).

Lebih baik nasehatilah jika saudaramu ada kesalahan, jika dirimu tidak mampu, maka sampaikanlah kepada Ustadzah (jika terjadi di Pondok) agar Beliau yg menasehati dan jangab lupa doakanlah kebaikan bagi saudaramu.

Ummu fulanah (Anggota Bilaad 3)

                      Wa.Tarbiyatul Aulaad
                                   (BILAAD)

Catatan Ummi ke 9

Revisi Judul Catatan Ummi  postingan Rabu 08 Al Muharram 1437 H/21 Oktober 2015 M 

Berikut  Revisinya ⤵
○●○●○●○

                         CATATAN UMMI

Diejek Teman ? Sabar aja....

Dalam interaksi dengan teman-temannya di sekolah, sering kita dapati antara anak yang satu dengan yang lainnya saling mengejek.  Ada saja bahan untuk mengejek.  Entah kekurangan fisik, barang/benda, nama yang unik dll.

Hal ini sebetulnya merupakan bentuk bullying secara verbal.  Makin banyak teman-temannya yang mengejek, makin berat tekanan yang diderita si anak.  Sementara itu, makin bereaksi si anak, makin senang teman-temannya mengejek atau membully secara verbal. 

Jika tidak ditangani dengan baik anak akan malas untuk belajar dan berangkat ke sekolah/pondok.

Bagaimana kiat menghadapinya?

Pertama:

Orang tua harus senantiasa memantau, memperhatikan dan menanyakan ada kejadian apa disekolah dari kejadian yang lucu, menyenangkan maupun yang menyedihkan.

Ejekan merupakan sesuatu yang menyedihkan, biarkan anak bercerita untuk mengungkapkan perasaannya.  Hal ini akan bisa mengurangi bebannya sekian persen.

Kedua :

Kita beri pengarahan bahwa orang yang mengejek kita dan mencari celah kekurangan kita biasanya iri terhadap kelebihan kita yang lain.  Bisa jadi juga orang yang mengejek itu dulunya merupakan korban dari ejekan dan ingin balas dendam.  Jika anak sudah mengerti, dia akan lebih tenang dan lebih mudah untuk tidak menghiraukan ejekan.

Ketiga:

Kita beri pengarahan bahwa orang yang mengejek kita menghendaki kita menjadi sedih dan terganggu dengan ejekan itu, padahal apabila kita tidak menghiraukannya (cuek saja) hal itu tidak memudharatkan kita sedikitpun.

Kalau ada yang mengejek, bilang saja "Iyaaa...", niscaya yang mengejek akan salah tingkah.  Tetaplah tenang, teruslah berjalan, teruslah belajar, sabar saja... Biarkan anjing menggonggong kafilah tetap berlalu...

Keempat :

Tetap berbuat baik, bersikap baik dan dermawan terhadap teman-teman di sekolah/pondok sekalipun orangnya mengejek kita.  Misalnya dengan membagi makanan, meminjamkan buku atau baca buku yang bagus bareng teman ketika istirahat dll.  Biasanya orang yang suka mengejek akan malu, tersadar dan sebagian mereka minta maaf.

Satu hal yang perlu di ingat , ketika memberi pengarahan kepada anak adalah dengan bentuk dialogis sehingga anak mudah memahaminya. 

Kiat-kiat diatas sudah kami praktekkan dan alhamdulillah biidznillah sukses.

Sumber: Pengalaman Abu dan Ummu                       Haidar.

Ummu Haidar Cilacap (Bilaad 7)

  
                    Wa.Tarbiyatul Aulaad
                               (BILAAD)

Catatan Ummi ke 8


                   CATATAN UMMI
                _____________________

BUKU SHOLAT UNTUK ANAK.

Buku sederhana ini berisi sebelah kiri nama-nama sholat dimulai dari shalat sunnah fajar, shubuh dan seterusnya sampai Isya, dibawahnya shalat sunnah. Shalat sunnah fajar disebutkan di awal.

Tiap kali shalat anak disuruh menuliskan surat apa yang dibaca. Kalau anak melakukan satu shalat sunnah, maka di hari itu dia mendapatkan satu gambar bintang. Gambar bintang dikumpulin dan dihitung, apabila sudah mencapai 100 bintang maka dikasih hadiah.

Alhamdulillah efektif untuk memacu dan mendisiplinkan shalat. Ini juga memacu anak ketika shalat berjamaah yang dijaharkan (dikeraskan) hendaknya mendengarkan surat apa karena itu yang akan ditulis di buku. Ketika shalat sunnah diusahakan juga dari surat yang sedang dihapal.

Ini adalah sedikit diantara sekian banyak kiat mendidik anak. Mari berbagi ide positif untuk turut membantu mewujudkan generasi yang bertauhid yang semuanya berawal dari keluarga.

Ummu Haidar Cilacap حفظها الله تعالى  (BILAAD 7).

                            
                                  WA BILAAD

Hukum Memerintahkan Anak Yang Belum Berusia 10 Tahun Untuk Shalat

       FATAWA TARBIYATUL AULAAD
        "Fatwa-fatwa Pendidikan Anak"

بسم الله الرحمن الرحيم

HUKUM MEMERINTAHKAN ANAK YANG BELUM BERUSIA 10 TAHUN UNTUK SHALAT.

Asy-Syaikh bin Baz رحمه الله ditanya:

Berkenaan dengan shalat anak-anak yang belum berusia 10 tahun, apakah orang tua berdosa apabila anak-anak tersebut tidak mendirikan shalat?

Beliau menjawab:

Orang tua hanya memerintahkan anak-anak untuk shalat saja, dan tidak ada dosa bagi orang tua, maka apabila mereka telah berusia 10 tahun WAJIB menyuruh dan mendidik mereka sampai mereka mendirikan shalat.

Adapun ketika mereka berusia 7 tahun dan belum berusia 10 tahun maka orang tua disyariatkan memerintahkan shalat saja, jika anak berusia 7 tahun hanya diperintah shalat tanpa dipukul, sampai mereka berusia 10 tahun barulah dipukul jika tidak mau shalat.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله والحمدلله رب العالمين

Diterjemahkan oleh :
Ummu Abdillah Zainab Ali Bahmid عفا الله عنهما.

                    WA Tarbiyatul Aulaad
                                BILAAD

Tidak Dilarang Anak-Anak Shalat Di Shaf Pertama

          FATAWA TARBIYATUL AULAAD
          "Fatwa-Fatwa Pendidikan Anak"

TIDAK DILARANG ANAK-ANAK SHALAT DI SHAF PERTAMA.

Asy-Syaikh Utsaimin رحمه الله ditanya tentang hukum melarang anak kecil duduk di shaf pertama.

Beliau menjawab:

Tidak dilarang anak-anak shalat berdiri di shaf pertama didalam masjid, kecuali jika mereka mengganggu, adapun selama mereka tenang dan beradab maka tidak boleh mengeluarkan mereka dari shaf pertama, berdasarkan sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم:

من سبق إلى ما لم يسبق إليه مسلم فهو أحق به

"Barang siapa mendahului pada sesuatu yang belum didahului oleh seorang muslim, maka dia lebih berhak dengannya".

Dan mereka (anak-anak kacil)  telah mendahului pada shaf pertama yang belum didahului oleh orang dewasa, maka mereka lebih berhak dari selainnya.

Jika ada yang berkata, bukankah Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah bersabda:

لِيُلِيَنِيْ منكم أولوا الأحلام والنهى

"Hendaklah mendekat kepadaku diantara kalian orang-orang yang berilmu dan orang dewasa".

Maka jawabannya:

Sesungguhnya yang dimaksud dalam hadits di atas adalah anjuran agar orang-orang berlmu dan orang dewasa maju ketika shalat dan mendekat berdiri di belakang Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

Andaikata Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda dengan lafadz yang maknanya:

"Tidak boleh mendekat kepadaku kecuali orang-orang yang berilmu dan orang berakal/dewasa".

Maka ini merupakan larangan bagi anak-anak untuk berdiri di shaf pertama, akan tetapi beliau bersabda:

"Hendaklah mendekat kepadaku orang-orang berilmu dan orang dewasa".
Maka maknanya, anjuran agar orang yang sudah baligh dan berakal maju dan mendekat di belakang Rasulullah صلى الله عليه وسلم."

Dan jika kita meletakkan anak-anak di shaf belakang, lalu membiarkan mereka di shaf ke dua atau di shaf belakang, maka akan memberi kesempatan mereka untuk bermain-main yang mana itu tidak mungkin bisa mereka lakukan jika mereka di shaf pertama, hal ini adalah perkara dhahir yang sangat jelas, Wallahul muwaffiq.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله والحمدلله رب العالمين

Diterjemahkan oleh :
Ummu Abdillah Zainab Ali Bahmid عفا الله عنهما.


                    WA Tarbiyatul Aulaad
                               BILAAD