12 Nov 2015

CATATAN PENULIS

            TARBIYATUL AULAD FI DHAU`IL
                   KITAB WA SUNNAH.

          "Pendidikan Anak Dalam Cahaya
               Al Kitab dan As Sunnah"

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمدلله حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه كما يحب ربنا ويرضى، أشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له إقرارا به وتوحيدا وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلوات الله وسلام عليه.
أما بعد:

Akhawati fillah semoga Allah merahmati kami dan kalian semuanya, in syaa Allah pada hari ini kita akan melanjutkan kembali pelajaran kita pada hari ini yaitu pembahasan kitab :

“Tarbiyatul Aulaad fii Dhau`il Kitab was Sunnah” Pendidikan Anak dalam Cahaya Al-Kitab dan As-Sunnah.

Kita memohon pertolongan dari Allah semoga dimudahkan dalam menuntut ilmu dan juga beramal.

Berkata penulis hafizhahullah:

             “ANAK ADALAH NI’MAT DARI ALLAH DAN PEMBERIAN TANPA IMBALAN DARI-NYA”

Al-Hibah adalah pemberian tanpa imbalan, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

{ لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ (49) أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ }

"Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki (49) atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa." (Q.S Asy-Syuraa:  49-50)

Berkata Ibnu ‘Athiyah dalam tafsirnya “Al-Muharrar Al-Wajiz”:

“Allah Subhanahu wa Ta’ala memulai dengan penyebutan perempuan sebagai pemuliaan kepada mereka agar memperhatikan perlindungan mereka dan berbuat baik kepada mereka, dan berkata Watsilah ibnul Asqa’ radhiyallahu ‘anhu:

"Sesungguhnya termasuk dari keberkahan seorang wanita dan kebahagiaannya didunia sebelum akhirat adalah dikaruniai pada awalnya dengan anak perempuan sebelum anak laki-laki karena Allah Subhanahu wa Ta’ala memulai dengan perempuan.”

Manusia terbagi menjadi empat bagian:
Berkata Ishaq bin Bisyr: “Ayat ini diturunkan untuk para nabi kemudian menjadi umum:


1. Nabi Luth ‘Alaihissalam: Bapaknya anak-anak perempuan dan beliau tidak dikaruniai anak laki-laki.

2. Nabi Ibrahim ‘Alahisaalam : Bapaknya anak-anak laki-laki dan beliau tidak dikaruniai anak perempuan.

3. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam beliau dikaruniai dari dua jenis; laki-laki dan perempuan.

4. Dan Yahya bin Zakariya tidak dikaruniai anak (mandul).

Kata “التزويج” pada ayat ini:

{ أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا }

"atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan, yakni mengumpulkan antara anak laki-laki dan anak perempuan."

In syaa Allah bersambung pada pelajaran berikutnya.

الله تعالى أعلم بالصواب وبالله التوفيق.

Alih Bahasa: Ummu ‘Ubaidah Ruqayyah bintu Jamal Al-Jauhariyyah Al-Ambuniyyah, 11 Al-Muharram 1437/ 24 oktober 2015_dikota Ambon Manise.

http //:Tarbiyah-Aulaad.blogspot.co.id/


                     Wa.Tarbiyah Aulaad
                              (BILAAD)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar