16 Nov 2014

HAK ANAK

Kitab :Huququl Awlad Álal Abaa wa Ummahat
(Muallif: Syeikh Abdullah Al Bukhari)
 

Diterjemahkan Oleh:
Ustadzah Ummu Abdillah Zainab binti Ali
(Ma'had As Sunnah Malang)

Bismilah walhamdulillah wassholatu wassalamu ala rosulillah wa man waalah amma ba'du:

Akhowaty fillah rohimani wa rohimakumullah dengan izin dan ridho Allah Ta'aala kita memulai kajian kitab "Huquuqul Awlad 'alal Abaa wa Ummahat "  

kajian dari kitab Huquuqul Awlad
Yg maknanya Hak-hak Anak Terhadap para Bapak dan Ibu adalah bisa bermakna "kewajiban orang tua terhadap anak" yg ditulis oleh Syeikh Dr. Abdullah bin Abdurrahim Al Bukhari Hafidhahullah,beliau adalah dosen Fakultas Hadits di Jamiah Islamiyyah Madinah

Dalam muqoddimah setelah memuji Allah beliau menulis:
"Saudaraku tidak diragukan bahwa hubungan antara anak dan orang tuanya sangat erat,dan ini merupakan nikmat dari Allah Ta'ala kepada hamba yang mukmin.
Eratnya hubungan tersebut nampak jelas bagi yang memperhatikan Al Qur'an dan As Sunnah.

Perhatikan wasiat Allah Ta'ala dalam Surah An-Nisa'11 yg artinya:
"Allah  wasiatkan kepada kalian tentang anak-anak kalian".

Kita tahu wasiat hanya ada dalam dan untuk sesuatu yang muhim/penting.    

Juga kita dapati bahwa para nabi telah menampakkan akhlaq mulia kepada bapak-bapak mereka dan mendakwahi mereka kepada al-haq.

Sebagai contoh Nabi Ibrohim 'alaihissalam ketika berkata kepada bapaknya dalam firman Allah Ta'ala surah Al An'am:74


وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لأبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ
"dan ketika Ibrohim berkata kepada bapaknya Azar apakah engkau menjadikan berhala sebagai sesembahan,sungguh aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata".

Dalam ayat lain surah Maryam:42
إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ‌ وَلَا يُغْنِي عَنكَ شَيْئًا
"Ketika dia (Ibrohim)berkata kepada bapaknya wahai Bapakku mengapa kamu beribadah kepada sesuatu yang tidak bisa mendengar dan melihat dan tidak bermanfaat untukmu sedikitpun".

Juga kita dapatkan dalam Al-Quran percakapan para nabi alaihimusholatu wassalam kepada anak-anak mereka dengan cara yang santun lembut penuh kasih sayang.misalnya:

Dalam surah Al Baqoroh:133
أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ اْلمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ بَعْدِي قَالُوْا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيْمَ وَإِسْمَاعِيْلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهَا وَاحِدًا وَنَحنُ لَهُ مُسْلِمُوْنَ
Allah Ta'ala berfirman;
"Apakah kalian menyaksikan ketika hampir datang kematian Ya'qub, ketika dia berkata kepada anaknya apakah yang akan kalian ibadahi setelah (kematian)ku nanti. Mereka menjawab kami beribadah kepada Tuhanmu dan Tuhan bapakmu Ibrohim Ismail dan Ishaq Tuhan yang satu dan kami berserah diri kepada-Nya".

Berkata Ibrohim Alkholil kepada anaknya Ismail. Dalam surah Ash Shofaat:102 :
قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى
"duhai anakku sesungguhnya aku bermimpi menyembelihmu, bagaimana pendapatmu?".

Dan berkata Luqman kepada anaknya. Dalam surah Luqman:13:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لاِبْنِهِ وَهُوَيَعِظُهُ يَابُنَيَّ لاَتُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
"wahai anakku janganlah kamu menyekutukan ALLAH sesungguhnya syirik itu benar-benar kedholiman yang besar".

Adapun dalam Sunnah juga banyak dijelaskan kuatnya hubungan orang tua dan anak.
antara lain dlm hadits Riwayat An Nasai.

Rosulullah alaihisholatu wassalam bersabda:
"Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada setiap pemimpin tentang yang dipimpin,apakah dijaga atau disia-siakan, sampai akan bertanya kepada seorang lelaki tentang keluarga
nya".

Bersambung Insyaa Allah....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar