2 Jan 2016

Catatan Ummi ke 14

◎●○🌷✒📖

✒📖 Catatan Ummi 📖✒
———————————————————————
🔘Mengatasi Anak Bermasalah
(Tanggapan atas Catatan Ummi "Sepetik Hikmah dan Renungan Diri")
———————————————————————

🌻Dari "Catatan Ummi" tentang kisah anak yang bermasalah, kita dapati sedikit informasi yang membantu kita mencari solusi dari permasalahannya.  Informasi itu adalah:

»-Banin usia 19 tahun
»-Pernah di pesantren dan sudah bermasalah sejak di pesantren
»-Berani menentang ibunya, bahkan melakukan kekerasan fisik
»-Terfitnah syahwat (pacaran)
»-Ingin merantau
»-Sang ayah jauh bekerja diperantauan

🚨Dari permasalahan yang ada, kita harusnya mencari akar permasalahan yang ada mengapa sampai seperti itu?  Kenapa di pesantren bermasalah?
Dari berbagai kasus santri bermasalah, diantaranya adalah:

1⃣  Salah pergaulan
Orang tua yang sibuk kurang mengawasi pergaulan anaknya. Orang tua tidak mengetahui dengan siapa anaknya bergaul sehingga ketika terjerumus kepada perilaku buruk akibat meniru teman bergaulnya, orang tua kewalahan menghadapinya.

2⃣  Diasramakan usia dini dan kurang kasih sayang
Sebagian anak yang diasramakan di usia dini dibawah 12 tahun, jauh dari perhatian dan kasih sayang orang tuanya, mereka akhirnya jauh dari orang tua dan melewati masa kecilnya dengan haus kasih sayang. Ketika beranjak remaja dan dewasa, ia tidak lagi mempunyai jalinan  psikologis anak-orang tua, bahkan dirinya merasa sebagai anak terbuang. Ketika dibully teman-temannya, ketika menghadapi permasalahan, ketika sakit dsb, dia sebenarnya sangat membutuhkan sosok orang tuanya.  Saat diasrama yang jauh dari orang tua itu dia tidak bisa mendapatkannya, diapun berusaha 'melupakan' orang tuanya dan berjuang menghadapi sekian banyak tekanan yang sebetulnya belum mampu dia hadapi.  Ketika sudah jauh dari orang tua itu, tentu tidak ada lagi semangat untuk berbakti kepada keduanya.

3⃣  Kurang terbimbing dalam melewati masa-masa kritis pembentukan kepribadian
Saat anak usia SD, SMP dan SMA, mempunyai pola pendidikan yang berbeda sesuai dengan tingkatan kepribadian sang anak.  Ketika kebutuhan anak kurang terpenuhi, kerjasama orang tua dan guru sangat kurang, maka berbagai permasalahan akhirnya akan muncul.

⚠Hal-hal yang hendaknya dijauhi dalam membimbing sang anak:

1⃣  Mencerca, menghakimi  memberi label negatif
Hal-hal tersebut akan makin membuat kepribadian anak semakin  rapuh, dalam dirinya akan tertanam bahwa dirinya adalah anak yang buruk, jahat dan bermasalah.  Padahal bisa jadi, permasalahan dirinya merupakan bentuk akumulasi dari pola pendidikan yang keliru.

2⃣  Menghukum dengan kekerasan fisik
Anak semakin beranjak dewasa, fisiknya semakin kuat, kesalahan belum dideteksi dengan baik dan dalam kondisi ini kekerasan fisik tidak perlu.  Justru hal ini akan menimbulkan dendam dalam hatinya dan bisa meledak pada suatu waktu.

3⃣ Jangan didikte atau didoktrin
Semakin beranjak dewasa logika anak semakin jalan.  Dia tidak akan bisa menerima sebuah pemahaman kecuali bisa diterima dalam penalarannya. 

🚧Beberapa solusi:

📍1.Kuatkan ikatan keluarga
Ayah dan ibu hendaknya menguatkan ikatan diantara mereka, apalagi ayahnya bekerja di tempatyang jauh.  Orang tua dan anak hendaknya sering berkumpul dan saling berbagi rasa, curhat dan menguatkan hubungan keluarga.  Kegiatan seperti jalan-jalan di pantai bersama keluarga, memancing, jalan-jalan ke gunung, ngobrol di meja makan sambil makan bersama, mempererat tali silaturahmi dengan mengunjungi keluarga lainnya, mengenalkan sang anak hubungan dengan keluarga lainnya satu kakek dll

📍2.  Beri nasehat dengan metode khusus
Anak yang sudah beranjak dewasa, diberi nasehat ceramah akan masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri.  Hendaknya anak diberi nasehat dengan cara:

🏮Pertama:  Sampaikan nasehat mengalir bersama kehidupan, bukan terlihat formal dan kaku.
📌Misalnya, ajak anak sesuai dengan hobinya.  Hobi menembak, hobi memancing, hobi naik gunung dsb selama tidak bertentangan dengan syariat.  Nah, sebagai orang tuanya cobalah mendampingi sang anak.  Saat berdua itu sampaikan nasehat dengan hati-hati.  Jangan sampai si anak didudukkan di kursi 'pesakitan', kemudian dikeroyok dengan ceramah dari keluarganya.

🏮Kedua:  Dibuka penalarannya.
Umur 19 tahun itu tidak bisa didikte.  Biarkan anak menjawab sendiri permasalahan yang kita berikan.  Misalnya: "Lihat tuh, mereka anak-anak liar di jalanan, tidak kenal Allah, saat waktunya sholat malah ngamen, kalau tiba-tiba ketabrak mobil trus mati sih gimana di akhirat ya?"

※Atau,
"Ada orang yang diazab di dunia gara-gara durhaka kepada ibunya, serem pokoknya, semoga kita dijauhkan..."

※Atau,
"Akibat perbuatan zina itu sangat mengerikan, kita harus hati-hati, kamu tau nggak hal-hal apa yang bisa mendekatkan kepada zina?"

🍃Dari contoh pertanyaan terakhir, si anak akan bisa menjawab "contohnya pacaran".  Nah kemudian dengan hati-hati orang tua 💬bertanya, "Lalu apa solusinya?".  Begitu seterusnya, pancing anak untuk menjawab, arahkan apabila jawabannya menyeleweng, timbulkan kesadaran dari pribadinya.

🏮Ketiga:  Ambil pelajaran dari kehidupan
Misalnya mengajak anak untuk menyantuni fakir miskin, kemudian diingatkan pentingnya kita bersyukur.  Bisa juga mengunjungi anak-anak yatim dan menyantuni mereka, kemudian sang anak diingatkan tentang perlunya bersyukur punya orang tua yang lengkap dan masih hidup.

📍3.  Carikan kegiatan atau pekerjaan yang bermanfaat
Carikan famili atau ikhwan yang punya pekerjaan dan ikutkan dalam pekerjaan itu.  Sampaikan bahwa dia tidak mengharap gaji, tidak harus digaji, tapi berharap pengalaman.  Misalnya membantu di pabrik air minum galon, ikut di peternakan atau pertanian, ikut berdagang, ikut menjajakan telor, kerja di percetakan dll.  Usahakan tempat kerja yang terkondisikan dimana ada kesempatan saling bernasehat sehingga lambat laun sang anak terbawa ke arah yang lebih baik.  Tapi ingat,semua itu harus sesuai dengan minat dan bakatnya, jangan ada paksaan.  Ketika sang anak sudah menemukan arah hidupnya, tumbuh kepercayaannya, saat itulah bimbingan ke arah yang lebih baik akan lebih mengena.

📍4.  Selain upaya diatas, tentu tidak lupa do'a dan berbagai sarana dan upaya yang bisa mengantarkan anak kepada ilmu, misalnya dengan mengadakan pengajian keluarga, membelikan anak buku-buku Islam dsb.

💐Semoga yang sedikit ini bisa membantu.

------------------------
✒Kiriman dari anggota Bilaad 7⃣
🌻🍃🌻🍃🌻🍃

Wa.Tarbiyatul Aulad
🍃🌺BILAAD🌺🍃

🌐http://Tarbiyah-aulad.blogspot.com
📡http://bit.ly/groupBILAAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar