3 Des 2014

HAK ANAK

 Kitab : Huququl Awlad Álal Abaa wa Ummahat

(Muallif: Syeikh  Dr. Abdullah Al Bukhari)
 
 
Diterjemahkan Oleh:
Ustadzah Ummu Abdillah Zainab binti Ali
(Ma'had As Sunnah Malang)

Anak merupakan nikmat terbesar yang wajib disyukuri dan wajib pula diberikan hak-hak anak. Adapun hak-hak anak terbagi menjadi dua:
  1.  Hak sebelum kelahiran anak
  2.  Hak setelah kelahiran anak di dunia 
 

HAK ANAK SEBELUM KELAHIRANNYA

PERTAMA:

Hendaklah bapaknya orang shalih sehingga bermanfaat untuk anak-anaknya bi idznillaah sebagaimana yang lalu telah dijelaskan.

Termasuk juga disini agar mencari istri shalihah yang kelak menjadi ibu yang shalihah karena ibu yang shalihah akan menjadi dasar pemula yang mendidik anak, guru pertama bagi anak-anak.

Maka suami yang cerdas akan memilih tanah ladang yang bagus untuk menanamkan benih dengan harapan akan tumbuh hasil panen yang bagus pula.

Allah Ta'alaa berfirman:
 وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُ‌جُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَ‌بِّهِ ۖ وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُ‌جُ إِلَّا نَكِدًا

Artinya:
"Tanah yang bagus akan menumbuhkan tanaman (yang bagus) dengan izin Rabb-Nya dan tanah yang jelek tidak akan menumbuhkan kecuali..... (Q.S Al A'raf 58)

Agama kita Islam telah mendorong kita untuk memiliki istri shalihah yang penuh barokah, apabila suami keluar rumah, istri menjaga dirinya, anak-anaknya juga menjaga kehormatan suaminya.

Nabi shallahu 'alaihi wasallam bersabda:
  الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ

"Dunia ini perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah" H.R Imam Muslim

Dalam hadist riwayat Bukhari dan Muslim yang artinya:

"Wanita dinikahi karena empat: karena hartanya, keluarganya,kecantikannya dan karena agamanya, maka pilihlah yang beragama kamu akan beruntung"

Hadist diatas menjelaskan bahwa yang mendorong laki-laki untuk menikah salah satu dari empat perkara yang terakhir karena agamanya. "Pilihlah wanita karena agamanya maka kamu akan beruntung". rasulullah shallahu 'alaihi wasallam menyuruh laki-laki untuk memilih istri karena agamanya karena inilah yang terbaik (dari ketiga pilihan yang lain).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallahu 'alaihi wasallam mengkhobarkan ketika beliau ditanya "Wanita mana yang paling baik?"

لآeliau shallahu 'alaihi wasallam menjawab:
التي تسره إذ نظر، وتطيعه إذا أمر، ولا تخالفه في نفسها وماله بما يكره

"Yang menyenangkan (suami) ketika dipandang, dan mentaatinya ketika diperintah, dan tidak melakukan yang dibenci suami baik pada dirinya maupun hartanya" (H.R An-nasai)

Maka: Mencari istri shalihah adalah hak anak yang pertama dan merupakan kewajiban orang tua sebelum kelahiran anak-anaknya di dunia.

Abul Aswad Ad Duali berkata kepada anaknya:

"Aku telah berbuat baik kepadamu anakku sejak kamu kecil sampai kamu besar bahkan sebelum kamu dilahirkan"

Mereka bertanya: "Bagaimana Engkau berbuat baik kepada kami sebelum kami lahir?"

Dia menjawab: " Aku telah memilih untuk kalian ibu (yang shalihah) yang kalian tidak akan bisa mencelanya"

begitu pula seorang wanita, hendaknya memilih laki-laki yang shalih, sehingga bisa saling tolong menolong dalam mendidik anak-anaknya dengan pendidikan yang shalih penuh kemaslahatan sebagai bentuk perwujudan 'ubudiyah/ibadah kepada Allah 'Azza wa Jalla.

KEDUA:

Ittiba' / mengikuti sunnah ketika jima': membaca do'a seperti yang ada dalam hadist Bukhari
بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Artinya: " Bismillaah, Ya Allah jauhkanlah syaithon dari kami dan jauhkanlah syaithon dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami"

Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Kemudian apabila ditakdirkan keduanya dalam (jima') itu lahir seorang anak tidak bisa syaithon memberi mudharat kepadanya selamanya. "(H.R Bukhari)

Ittiba' mengikuti sunnah dalam perkara ini adalah perkara yang agung karena menunjukkan hakekat peribadatan yang sesungguhnya. Setiap hamba pasti menginginkan agar dirinya juga anak-anaknya dijauhkan dari gangguan syaithon, maka diapun mohon perlindungan kepada Allah Ta'ala dari gangguan syaithon juga mohon kepada Allah Ta'ala agar kelak anak yang akan terlahir dari sulbinya/tulang rusuknya dijauhkan pula dari godaan syaithon.

Perhatikan petunjuk Rasul shallahu 'alaihi wasallam yang mengandung kewajiban manusia dalam keadaan jima' dia diperintahkan untuk ittiba' mengikuti sunnah dan sunnah mengandung kebaikan yang banyak.

KETIGA:

Berdo'a kepada Allah Jalla Jalaaluh yang Maha Agung agar dikaruniai anak shalih. Ini adalah manhaj orang-orang diatas al haq.

Allah Ta'alaa berfirman:
 رَ‌بَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّ‌يَّاتِنَا قُرَّ‌ةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Artinya;

"Rabbanaa, hibahkanlah kepada kami pasangan-pasangan kami dan anak keturunan kami yang menjadi penyejuk mata dan jadikanlah kami imam (contoh yang baik) bagi orang-orang yang bertaqwa" (Q.S Al-Furqan:74)

Allah Ta'ala berfirman tentang Nabi Zakaria 'alaihis salaam:
  قَالَ رَ‌بِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّ‌يَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

"(Zakariya) berkata: Rabbi hibahkan untukku dari sisimu keturunan yang baik sesungguhnya Engkau Maha Mendengar do'a"
(Q.S Al Imran:38)

Adapun istri Imron yang bernadzar janin yang ada didalam kandungannya untuk Allah Ta'ala, dia berkata:

"Rabbi, aku nadzarkan bayi dalam kandunganku untuk-Mu maka kabulkanlah do'aku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui "
(Q.S Ali Imran:35)

Orang tua harus memperhatikan waktu-waktu mustajabahnya do'a, lalu berdo'a dengan khusyu' penuh harap dengan tawadhu' merendahkan diri kepada Allah Jalla wa Ala agar dia mengaruniakan anak keturunan yang shalih karena dengan lahirnya anak shalih dan shalihah akan membawa kemaslahatan dalam kehidupan manusia bahkan setelah kematiannya.

Hal ini seperti sabda Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam:
  إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍَ:  صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

"Apabila manusia mati maka putuslah amalnya, kecuali dari 3: shadaqah jariyah atau ilmu yang bermanfaat atau do'a anak shalih" (H.R Muslim)

Inilah pahala kebaikan yang terus mengalir setelah wafatnya, betapa banyak kebaikan dan kemaslahatan dari anak yang shalih dan shalihah yang nampak dikehidupan dunia ini apalagi di akhirat kelak, tapi sayang banyak manusia tidak mengetahui!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar