✒ Catatan Ummi ✒
بسم الله الرحمن الرحيم
Afwan untuk ummahat semua, ana ingin sedikit berbagi secuil kisah ana dalam perjalanan ana mendidik putra ana. Ia adalah putra pertama ana. Namanya ibrohim, usianya kini menginjak 5 tahun. Ana sengaja untuk tidak memasukkannya ke tk karena jarak tk salafiyyah dengan rumah ana lumayan jauh. Kasihan bila setiap hari ia harus pulang pergi seperti itu. Ana mengkhawatirkan kesehatannya.
Maka ana berinisiatif untuk mengajari sendiri, dengan berbekal sedikit pengalaman ana dulu ketika masih membantu mengajar di salah satu mahad di malang. Tentu saja, berbekal niat, untuk bisa mewujudkan ibu adalah almadrosatul uwla', dalam mengantar anak-anaknya mengenal manhaj yang haq, sebagai bekal untuk meniti ash shirothol mustaqim.
Tidak banyak kemampuan yang ana miliki,namun dengan tertatih, ana tetap berazam untuk bisa mentarbiyah anak-anak di atas alquran dan sunnah. Mulailah ana membimbing Ibrohim menghafal al quran, mufrodat, belajar membaca arob dan latin, berhitung, juga membekalinya sedikit pengetahuan dasar tentang aqidah, akhlaq dan fiqh.
Ana memakai modul yang sudah tersedia di penerbit-penerbit bermanhaj salaf.
tibalah suatu hari, dimana ana menjelaskan tentang surga dan neraka. Subhanalloh...
betapa hati ini terkejut, ketika suatu hari dengan setengah menangis, dia berkata:"ummi, Ibrohim takut, bagaimana nanti kalau ibrohim sudah mati? Masuk syurga atau neraka?".
Ya Robbi...menetes air mata ini....
bukankah ana yang lebih berhak untuk merasa ketakutan seperti itu?
Bukankah setiap hari ana sering membimbing dia mengenal agama-Mu, namun tidak ada kepastian bahwa diri ini juga akan selamat. Allohu musta'an... Dengan masih ketakutan, Ibrohim kembali bertanya:"ummi, kalau ibrohim sama Alloh dimasukkan syurga, apa nanti abi sama ummi udah nunggu ibrohim disitu?"
Dengan tak kuasa menahan air mata....dalam hati kecil ana berbisik, duhai anakku, ummi juga tidak tahu nak, akankah ummi mu ini akan berkumpul denganmu di syurga? Seorang yang faqir dan dhoif, yang dengan tertatih berusaha untuk membimbingmu, dan kau pun mengira diri ini adalah seorang ibu yang hebat, sedangkan tidak ada kepastian apapun tentang nasib ummi mu ini di akhirat kelak.
Kejadian ini, berhasil menyuntikkan motivasi tersendiri bagi ana, untuk kembali bangkit dan berbenah. Beribadah dan menuntut ilmu semaksimal mungkin sebisa ana. Bukan hanya engkau yang perlu belajar nak, ummi pun sangat perlu sekali untuk belajar.
Bukan hanya engkau yang perlu merasa khawatir akan masa depan di akhirat kelak, bahkan ummi mu ini, yang faqir dan dhoif, yang setiap hari kau selalu berhusnudzon kepadanya bahwa ia adalah seorang ibu yang sholihah, lebih berhaq untuk merasa khawatir tentang masa depannya di akhirat kelak, karena hujjah telah tegak. Setiap hari, lewat lisan ini kau belajar tentang agama Alloh.
⚠Duhai...bagaimana kiranya jika ummi menghasungmu untuk selalu berusaha menjadi hamba Nya yang sholih, namun hal yang sama tidak ummi terapkan ke diri ummi sendiri. Allohu mustaan... Alloh lah tempat ummi meminta pertolongan.
Ummahatty fillah... kadang dalam perjalanan kita mentarbiyah anak-anak kita, sering terselip teguran-teguran lembut untuk kita. Maka, marilah kita sama-sama untuk lebih peka terhadap celoteh lugu anak kita.
Duhai anakku ibrohim... Jadilah engkau hamba Alloh yang sholih, dan jadilah engkau sebagai salah satu dari barisan para penghafal alquran, serta kibarkanlah bendera dakwah di atas alquran dan sunnah. Harapan ini tertumpu di pundakmu nak...
izinkan ana untuk menutup kisah ini dengan seuntai doa...
Ya Alloh...jadikanlah aku, suamiku dan anak-anakku sebagai hamba-Mu yang Engkau satukan kembali di jannah Mu.Aamiin yaa Robbal 'Aalamiin...
✒_Ummu fulanah...
_______________________
http://tarbiyah-aulad.blogspot.com
WA. Tarbiyatul Aulaad (BILAAD)