✒ Catatan Ummi ✒
Bismillah...
Kisah ini mungkin agak sedikit berbeda...
Karena ana bercerita bukan sebagai ummi,
Tapi sebagai seorang yg 'ikut-ikutan' mengajar anak-anak di sebuah ma'had..
Menjadi wali kelas tentu saja bukan suatu yg mudah,
Terlebih bagi ana yg basicnya bukan anak pondokan..
Juga bagi ana yg belum punya anak sendiri,
bismillah..dan semangat untuk bisa menjadi "orgtua kedua" itulah motivasi ana.
⬅Tahun lalu ana diamanahi menjadi wali kelas kelas 2,
yang ana lakukan saat itu adalah benar-benar menyelami bagaimana dulu ketika ana masih kelas 2,
Belajar apa, bagaimana tingkat emosinya, mengukur kira-kira kemampuannya..
Ya semacam itu, ana lakukan itu agar ana tidak terlalu panjang angan ataupun kecewa jika si anak belum bisa begini dan begitu...
Maklum, ana termasuk pengajar baru,
Masih sedikit jam terbang,
✌Kelas 2 masyaallah anak-anaknya lucu-lucu dan semangat-semangat.
Ini yg membuat ana sangat menyayangi mereka, walaupun 2/3 anak kemampuannya tertinggal dari teman-temannya ana berusaha memotivasi mereka..
⛅Dari hal yg paling membuat mereka mau untuk memuroja'ah pelajaran mereka adalah dengan metode tebak-tebakan / lomba siapa cepat menjawab. Ana tuliskan nama-nama anaknya di papan tulis, setiap jawaban benar ana kasih nilai 10, salah -5.
Pelajaran akhlaq dan matematika yg ana pegang ana terapkan model seperti itu,
Walhamdulillah, anak-anak yg tertinggal kemampuannya menjadi semangat sekali,
dan nilai mereka untuk 2 pelajaran yg ana ajarkan sangat tidak mengecewakan,
Dan alhamdulillah semua anak naik kelas..
Ana pun berpisah dengan mereka..tidak menjadi walikelas mereka lagi
semoga mereka tetap menjadi anak-anak yg baik dan bersemangat dalam menuntut ilmu, karena mungkin kesempatan untuk menasehati mereka sudah tidak seperti dulu, ana hanya bisa berdoa dari jauh untuk kesembilan anak-anakku tersayang..
Baarokallohu fiihinn..
Tahun ini, alhamdulillah 'ala kulli haal..ana diamanahi menjadi walikelas 5,
tentu saja ini lebih berat..karena usia anak tersebut mulai ABG. ..dan qaddarallah dari dulu, hampir semua anak tergolong susah menerima nasehat, aktif-aktif (banyak tingkah).
Wallahul musta'an,
Dua pekan ini ana jalani bersama mereka, ana selalu grogi setiap masuk kelas, khawatir mereka bosan dan tidak suka dengan ana.
Dan hari pertemuan pertama pelajaran akhlaq..ana biidznillah, Allah permudah untuk menasehati mereka,dan Allah permudah mereka untuk sedikit meneteskan airmata...
Ana ingatkan atas "kenakalan kecil" mereka, ana ingatkan tentang berbakti pada orangtua mereka...
ana ingatkan mereka tentang nikmatnya Jannah dan usaha untuk mendapatkannya...
walhamdulillah jika hari itu mereka menangis dan tersadar, sesungguhnya hidayah milik Allah ta'ala,
Tapi tentu saja hari itu bukan akhir!
Ana ingatkan mereka akan godaan syaithon yg terus menerus mengajak pada kejelekan..kenakalan..
melihat mereka menangis,Ana pun sedih juga.
Tersadar jiwa ini mulai menyayangi mereka.
Mungkin memang harusnya seperti ini,
seorang pengajar dituntut bisa menyayangi anak didiknya,Agar nasehat keluar dari hati,
Sehingga bisa pula menyentuh hati,
Semoga Allah mmperbaiki akhlak - akhlak mereka. Di usia-usia yg rentan dengan perubahan jati diri,dan ana berdoa untuk hari-hari esok yang akan mereka jalani,
semoga lebih baik..semoga lebih baik..
wahai putriku anak-anak sholihat...
Aamiin ya Robbal 'Alamiin
✒__ummu Fulanah di sebuah kota kecil
( Bilaad 3)
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
http://tarbiyah-aulad.blogspot.com
WA BILAAD
Tarbiyatul Aulaad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar